Baru-baru ini sekelompok peneliti merilis sebuah tulisan pada jurnal Royal Society Open Science. Tulisan yang diunggah pada 26 Januari 2022 itu mengemukakan fakta jika ukuran kepala dan otak dari kucing mengalami penyusutan.
Ukuran batok kepala dari kucing domestik lebih kecil dibandingkan nenek moyangnya. Meski otaknya lebih kecil dibandingkan kucing liar Eropa dan Afrika, kecerdasan dari kucing tidak akan terpengaruh.
Indikator Penelitian
Berdasarkan jurnal yang sudah dirilis tersebut, ilmuwan melakukan penelitian terhadap batok kepala pada dua jenis kucing liar. Kucing itu merupakan nenek moyang dari kucing modern yang sudah didomestikasi.
Dua jenis kucing yang diteliti adalah kucing liar Afrika (Felis lybica) dan kucing liar Eropa (Felis silvestris). Dua kucing ini memiliki batok kepala atau tengkorak yang lebih besar. Artinya ukuran otak di dalamnya juga akan mengikuti.
Apabila dibandingkan dengan kotak yang dimiliki oleh kucing modern yang jaraknya 10.000 tahun. Terdapat beberapa perbedaan yang cukup signifikan sehingga mereka menyimpulkan jika ada perubahan akibat domestikasi.
Artinya apa yang sudah dilakukan oleh manusia dengan membuat mereka jadi hewan peliharaan juga memberikan respon yang cukup signifikan. Tetapi bukan berarti hewan ini akan bodoh apabila otaknya menyusut.
Secara tidak langsung, kucing akan merespon kejinakan dan akhirnya mengalami penurunan ukuran dari batok kepala mereka. Kondisi ini akan membuat otak kucing lebih menyusut untuk mengikuti adaptasi.
Apakah Kucing Jadi Bodoh?
Penyusutan ukuran otak terjadi ketika kucing masih ada di dalam embrio. Perlahan-lahan terjadi perubahan yang akhirnya akan diteruskan dari generasi ke generasi. Kondisi ini terhenti pada generasi modern.
Ilmuwan juga menyebut jika ukuran dari otak tidak akan mempengaruhi kemampuan dari kucing itu sendiri. Jadi bukan berarti kucing modern lebih kotor dibandingkan dengan kucing liar yang hidup beberapa ribu tahun yang lalu.
Kucing ini mampu melakukan adaptasi sesuai dengan apa yang ada di sekitarnya. Perubahan yang terjadi hanyalah morfologi saja tetapi sel saraf yang ada di dalamnya kurang lebih akan tetap sama atau bahkan berkembang.
Tetapi mau tidak mau harus dibuat semacam hipotesis kalau salah satu penyebab utama penurunan ukuran otak dari kucing adalah manusia. Apabila tidak ada proses domestikasi, kemungkinan besar ukuran otaknya akan tetap sama.
Perubahan Morfologi Akibat Respons Domestikasi
Proses perubahan ukuran otak berikut ini tidak berjalan secara instan. Apalagi domestikasi dari kucing menjadi hewan peliharaan baru terjadi sekitar beberapa ribu tahun yang lalu.
Perubahan ini terjadi sedikit demi sedikit karena kucing merasa harus merespon kondisi jinak. Mereka juga harus merespon apa yang ada di sekitarnya termasuk manusia yang akan memelihara.
Intinya kucing akan terus mengalami perubahan pada bentuk morfologi tubuhnya. Bukan tidak mungkin kucing yang ada saat ini akan berbeda dengan kucing beberapa ribu tahun kemudian akibat domestikasi yang terus berkembang.
Selain itu ras dari kucing juga akan menentukan ukuran dari kepala dan juga otak. Selama kucing bisa dirawat dengan baik dan selalu dilatih, kecerdasan mereka akan berkembang dengan sendirinya.
Dari ulasan di atas, bisa dibuat kesimpulan jika secara umum ukuran otak dari kucing domestikasi modern seperti kucing persia mengalami penyusutan. Tetapi penyusutan ini yang tidak berhubungan dengan kecerdasan yang dimiliki oleh kucing tersebut secara umum.
Hanya saja perubahan morfologi ini terjadi akibat respon terhadap domestikasi atau penjinakan. Kucing menjadi lebih terbiasa dengan kondisi di sekitarnya sehingga ada perubahan pada sistem saraf dan juga pertumbuhan otaknya.
Leave a Reply